Senin, 22 November 2010

KARPUS KEMBALI BANDEL


Siapa yang tak kenal kartu perpustakan (karpus)? Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya, karpus merupakan unsur penting, bisa dibilang merupakan kebutuhan primer mahasiswa untuk memasuki, menyelami dan menjelajahi dunia pustaka.
Begitu juga dengan karpusku, hingga hari ini karpusku masih saja bandel. Seringkali penjaga pintu perpus membutuhkan waktu cukup lama untuk mengenali identitas karpusku. Siapakah penjaga pintu perpus atau bisa dibilang satpam perpus yang aku maksud? Yach,bener sekali, dialah Mr. Komputer. Kalo boleh satpam perpus aku gambarkan ketika memandang karpusku, ibarat satpam yang mencurigai seseorang sebagai teroris karena menggunakan nama agak kearab-araban, sehingga harus ada pemeriksaan secara khusus yang membutuhkan waktu cukup lama. Kalau diperhatikan Identitas di karpusku memang bener juga sich karena tertulis nama “Fahrul Irwan Alif“. Sekilas diperhatikan ada kata “Alif” yang itu adalah huruf pertama hijaiyah dalam rangkaian huruf Arab. Hyahahahaha!
Karena hal ini, terkadang aku bertindak curang, tidak mematuhi aturan, menerobos langsung ketika satpam semuanya terlengah, mirip pengemudi kendaraan bermotor di malam hari yang asal terobos  dan tak perduli meskipun lampu merah sedang menyala. Hahahahaha! Atau bisa juga mirip seperti kelakuan waktu kecilku dulu yang asal terobos masuk lapangan bola ketika menyaksikan sepak bola antar daerah tanpa karcis. Hyahahahaha! (tak pantas untuk ditiru).
Nah, kali ini giliran petugas perpus bagian peminjaman buku dibikin repot oleh karpusku. Untuk kesekian kalinya butuh waktu lama Mr, Komputer milik si penjaga mengenali identitas karpusku. Mungkin karena kesal dengan ulah karpusku, akhirnya si petugas memutuskan untuk segera mengganti karpusku dengan yang baru. Petugas bilang: “maaf mas, kartu anda rusak, dan sepertinya anda waktu masuk tadi asal terobos aja ya!?” haddoooh, langsung aja aku jawab bahwa kartu saya itu nggak rusak, buktinya saya bisa masuk, kalo tak percaya bapak boleh cek. (kebetulan ketika itu, waktu masuk ke perpus aku dalam kondisi taat peraturan meskipun butuh waktu lama menunggu agar Mr. Komputer segera mengenali identitas karpusku dan akhirnya memang bisa. Jadi aku berani berkata seperti itu pada petugas. Hehehe!)
Sampai beberapa menit karpusku masih saja bandel, akhirnya petugas tidak sabar dan benar-benar memutuskan untuk segera mengganti karpusku. Haddduuuuuch! Aku hanya bisa diam sejenak, menarik nafas panjang-panjang sambil menentukan waktu yang kira-kira pas untuk mengatakan: “Bapak, saya ingin memberikan info pada bapak bahwa saya sudah berulang kali ganti kartu. Kalau misalkan saya benar-benar harus mengganti karpus lagi, berarti saya sudah menggati kartu perpusku sebanyak empat kali pak!” kemudian ada teman petugas yang juga petugas perpus disampinya menanggapi infoku, dia bilang: “emang gitu mas, jadi sebenernya tiap semester itu emang harus ganti!” byoh…byoh…byooooh! Apakah bapak nggak salah omong nich? (kataku, tapi dalam hati. Hihihi..!) langsung saja saya tanggapi: “wah, saya nggak setuju pak kalau setiap semester itu harus ganti, menurut saya sich satu kali aja dan itu bisa berlaku untuk selamanya!”  kemudian, para petugas perpus yang sebenarya memang banyak petugas perpus di situ secara serempak mereka tertawa “hahahahahahaha!”
Okelah, aku jga ikut tertawa, “hahahahaha!.” Namun aku bingung sebenarnya maksud mereka tertawa itu apa, apakah perkataan saya ada yang lucu? apakah perkataan saya ada yang salah? Atau mungkin mereka sadar bahwa ada yang salah dengan apa yang petugas ucapkan barusan?
Hehehe, aku juga nggak tew, yang jelas seketika itu aku berteriak sekeras-kerasnya, sekencang-kencangnya dengan teriakan “Yesssssssss!” (namun dalam hati teman. Hehehe..) ya, aku senang sekali, kebahagiaanya mirip pasangan bulu tangkis Indonesia Markus Kido dan Hendra Kurniawan yang bisa membanggakan Indonesia karena bisa menyumbangkan medali emas, atau bisa juga kebahagiaanya mirip Spanyol karena sang jagoanku bisa menjadi juara Piala Dunia 2010 waktu itu. Hehehe, terlalu mendramatisir.
Okey, yang jelas saya senang karena bersamaan dengan itu Mr. Komputer akhirnya bisa mengenali identitas karpusku. Artinya aku nggak harus ganti karpus lagi. Capek dech kalo harus ganti, cz harus bayar lagi. He…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar